Sejarah Keindahan Pulau Tidung - Pulau Tidung merupakan salah satu kelurahan di Kepulauan Seribu.Pulau ini terbagi dua yaitu, Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil.
Penggunaan wilayah di pulau ini
berkembang ke arah wisata bahari seperti menyelam serta penelitian
terhadap terumbu karang. Pulau Tidung yang terdiri dari Tidung Besar dan
Tidung Kecil yang dihubungkan oleh jembatan panjang ini terletak di
Kepulauan Seribu Selatan bagian barat, dengan jarak tempuh kurang lebih 3
jam perjalanan dari Muara Angke dengan kapal penumpang.
Di pulau ini dapat ditemui perkampungan
penduduk dan beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman
ringan, selanjutnya jalan setapak yang panjang ini ini akan melewati
fasilitas umum, seperti kantor polisi, sekolah setingkat SMU untuk para
pelajar dari pulau sekeliling.
Di awal jembatan penghubung ini akan
ditemui jembatan yang cukup tinggi untuk melalui suatu cekungan laut
yang agak dalam, dimana banyak anak kecil penduduk setempat memperagakan
loncat indah dari jembatan sebagai sarana bermain mereka, cukup
menghibur para wisatawan dan amat mengundang keinginan untuk bisa
bergabung dengan mereka melakukan loncat indah di pantai biru tanpa
ombak.
Di penghujung jembatan penghubung, menapaki pantai Pulau Tidung Kecil
yang merupakan kawasan pengembangbiakan mangrove masih tampil indah
ditelusuri dengan bersepeda, melalui jalan setapak yang dipenuhi dengan
ilalang dan pantai sepi yang pasirnya putih lembut, sangat indah
pemandangannya.
Sejarah
Pulau Tidung merupakan
pulau terbesar dalam gugusan pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu.
Pulau hunian penduduk ini memiliki luas sekitar 109 ha dengan populasi
sekitar 5000 jiwa. Nama Pulau Tidung berasal dari kata Tidung (dalam
aksen penduduk setempat pada waktu itu), yang artinya tempat berlindung,
karena pulau ini sering dijadikan sebagai tempat untuk berlindung dari
bajak laut atau perompak,Maka Pulau ini dinamakan Pulau Tidung yaitu
pulau untuk tempat berlindung.
Menurut Buku Sedjarah Djakarta, yang
terbit tahun 1960 atau 1970-an diceritakan, ketika Fatahillah menyerbu
Portugis di Malaka, ia menggunakan pulau-pulau di teluk Jakarta ini
sebagai basis mengatur strategi pada zaman dahulu, salah satunya adalah
Pulau Tidung.
Berdasarkan keterangan penduduk setempat, Pulau Tidung mulai
dihuni oleh penduduknya sekitar tahun 1920-an. Pada waktu itu ada
seorang penjaga pulau yang didatangkan dari Rawa Belong, Jakarta Barat.
Pada tahun 1942 ( saat penjajah Jepang datang ke Indonesia) penduduk
Pulau Tidung sempat diungsikan ke daerah Tegal Alur Jakarta Barat.
Pengungsian tersebut berlangsung selama tiga tahun, hingga tahun 1945,
kemudian penduduk tersebut dapat kembali ke pulau Tidung setelah
Penjajahan Jepang kalah dalam perang Kini Pulau Tidung menjadi pusat
Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan yang membawahi 3 Kelurahan antara
lain: Kelurahan Pulau Pari, Kelurahan Pulau Untung Jawa dan Kelurahan
Pulau Tidung
Pulau Tidung terhampar
membujur panjang dari barat ke timur dan menjadi 2 bagian (Tidung Besar
& Tidung kecil) mempunyai Objek- objek yang dapat dikunjungi. yang
akan kita bahas di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar